Menurutnya PLTB ini ramah lingkungan karena tidak sampai mengahabiskan lahan pertanian atau bisa berdiri berdampingan dengan lahan pertanian di lokasi tersebut. Bahkan PLTB masih bisa menghasillkan listrik di malam hari karena proses produksinya ditentukan oleh hembusan angin.
Saat ini pihaknya tengah dalam tahap pengusulan proyek ke PLN dan Kementerian ESDM sebelum melangkah ke proses pengadaan di PLN berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dan lelang.
“Ke depannya kami berharap pembangunan PLTB di Kabupaten Tegal bisa menjadi daya tarik industri lainnya, selain membantu pasokan listrik melalui PLN,” tutur pria lulusan IMT Atlantique Perancis dan Harvard Business School, USA ini.
Menurutnya, jika kapastias produksinya direalisasikan secara maksimal sampai 120 MWac, maka nilai investasi yang akan digelontorkan mencapai Rp3,5 triliun dengan membangun 15 turbin atau kincir angin.
Sementara perwakilan Sumitomo Corporation, Deputi Vice President Bussiness Development PT Summit Niaga Iwan Rusdian mengatakan pembangunan PLTS Jateng 2 di Warureja rencananya akan dimulai tahun 2026. PLTS ini menempati lahan milik Perhutani seluas 58.4 hektare dengan nilai investasi mendekati Rp1 triliun. Lokasi ini dipilih karena diharapkan banyak diserap oleh perusahaan industri di sekitar kawasan tersebut.
“Kalau pembangunan PLTB masih menunggu keputusan PT PLN, pembangunan PLTS justru sudah ada titik terang dari PT PLN, bahkan sekarang ini sudah masuk proses pengadaan,” kata Iwan.
Ditemui usai acara, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tegal Dessy Arifianto menanggapi rencana pembangunan PLTB dan PLTS ini. Pihaknya percaya keberadaan dua pembangkit listrik EBT ini akan meningkatkan daya saing daerah dan nilai tambah bagi pelaku usaha di Kabupaten Tegal.
PT JEE sudah melengkapi seluruh berkas yang disyaratkan, tinggal bagaimana proses selanjutnya dengan PT PLN dan Kementerian ESDM.
“Perizinan sudah lengkap semua, tata ruangnya juga sesuai. Kita terus lakukan pendampingan seperti koordinasinya dengan perangkat daerah terkait dan kementerian. Tentu kita berharap prosesnya lancar sampai ke konstruksi dan operasional,” ucapnya.
Ditanya soal investasi, Dessy menerangkan DPMPTSP ditarget perolehan nilai investasi di Kabupaten Tegal tahun Rp3,6 triliun. Sehingga di triwulan pertama ini target Rp800 miliar bisa terpenuhi.
“Untuk mendukung kemudahan berusaha dan berinvestasi, kita sudah punya klinik laporan kegiatan penanaman modal atau LKPM untuk memfasilitasi para pelaku usaha dan mendampingi penyusunan LKPM,” pungkasnya. (AD/hn)










