Rubrik Cipok

Cerita Pendek : Tarmin Nyangking Berkat

×

Cerita Pendek : Tarmin Nyangking Berkat

Sebarkan artikel ini
Tradisi Walimahan. Foto Blog Aryowidiyanto

“kalau budaya menjadi alasan aku dilarang untuk menjual berkat ini. Lalu budaya macam apa yang mengganti jenis berkat?” Tarmin mengajukan pertanyaan

“budaya kita adalah budaya berkat dengan nasi, Bukan roti. Budaya kita adalah budaya sinoman, para tetangga saling gotong royong di dapur untuk memasak, meniapkan bumbu, menyalakan kompor untuk kebutuhan logistic khajatan. Tapi apakah kamu tau, Dendra? Pesta pernikahan yang aku kunjungi tadi tidak ada yang sinoman, karena mereka sudah lebih mengandalkan jasa Catering. Dimana letak budayanya?” Tarmiin menjelaskan

“apa iya kang” tanya Dendra.

“mereka memahami budaya hanya kebaya dan pakaian adat yang mereka kenakan untuk resepsi.
Tapi dapur dari budaya itu sendiri justru mereka abaikan” Tarmin menjelaskan panjang lebar

“mereka hanya memahami budaya sebagai seremonial semata. Budaya hanya sebatas upacara perayaan.” Tarmin menambahkan perkataannya.

“iya juga ya” jawab Dendra singkat.

“yang saya tau juga budaya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Sebuah produk pemikiran manusia yang berguna bagi kemaslahatan. Betul kata sampean, Kang Tarmin. Budaya berhenti pada perayaan” Dendra memberikan kalimat sependapat kepada Tarmin.

“naah.. itu kamu tau?” kata Tarmin. Mendengarkan pendapat dendra, Tarmin mengemil reruntukan Gorengan. Dua ribu dapat tiga adalah harga gorengan di Bu ning, tapi remihan tepung yang tercecer di samping gorengan itu gratis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses