Rubrik Cipok

Cerita Pendek : Tarmin Nyangking Berkat

×

Cerita Pendek : Tarmin Nyangking Berkat

Sebarkan artikel ini
Tradisi Walimahan. Foto Blog Aryowidiyanto

Perutnya sudah terisi penuh, kolesterol dalam darahnya tentu juga sudah bertambah. Maklum, hanya kaum menengah keatas yang bisa rutin memberi asupan kolesterol dalam darahnya. Namun Tarmin tidak hidup sebagai kaum menengah keatas. Tarmin hanya manusia biasa, maka momen itu merupakan momen yang langka bagi tarmin. Tekanan darahnya sudah naik karena gulai kambing yang disantapnya. Tapi belum semua kebutuhan tarmin terpenuhi. Asupan Nikotin dikepalanya belum

Tercukupi. Masih kurang afdol kiranya jika tarmin belum menghisap tembakau setelah makan enak. Sayangnya sohibul hajat tidak menyajikan rokok bagi tamau undangannya. Tarmin harus memenuhi kebutuhan nikotin di otaknya. Masalahnya, disakunya tidak ada satu rupiahpun untuk membeli kretek walau sebatang saja. Semua habis untuk kondangan.

Disinilah masalah Tarmin. Ia perokok berat. Sesulit apapun kondisinya, sebatang kretek setelah makan wajib hukumnya bagi tarmin, namun kali ini tak ada satu batang pun bisa ia nikmati. Naasnya, tak satupun juga yang menawarkan Tarmin rokok. Biasanya dalam sebuah agenda perkumpulan sekelas khajatan ada saja yang menawari sebatang kretek. Namun kenapa tidak untuk hari ini. Bibir Tarmin semakin mengering, Sorot matanya kosong, nafasnya mulai berat. Otaknya pun mungkin kini sudah mulai berhalusinasi. Tarmin hanya bisa menggigit sedotan sisa Air mineral gelasan yang habis ia minum. tarmin harus segera mengambil tindakan sebulum isi kepalanya benar benar meronta menuntut akan asupan nikotin wajib yang harus dipenuhi setelah makan.

Tarmin melangkah ke pintu keluar Tenda khajatan. Sambil celingak celinguk berharap ada seorang kawan yang menawarkannya sebatang rokok. Tak lama kemudian Tarmin dihadang salah seorang anggota keluarga sohibul khajat. Orang itu memberikan Sebuah bingkisan dengan plastic putih. Walau sudah menduga bahwa Tarmin akan menerima Bungkusan setelah keluar dari tempat itu, namun tarmin agak terkejut, yang diterimanya berbeda dari biasanya. lazimnya dalam sebuah tradisi kondangan, tamu undangan mendapatkan bungkusan berkat berupa Nasi dan beberapa lauk pauk di atasnya. Kali ini Tarmin menerima berkat dalam bentuk kotak berisi beberapa roti.

Tarmin berjalan pulang sambil membawa bungkusan berkat ditanganya. Kotak berisi roti. Langkahnya tidak cepat, tidak juga terlalu lambat. Sesekali Ia mengintip isi bungkusan yang dia bawa. Beberapa roti nampak di dalam kotak itu. Kiranya bingkisan berkat itu bisa ia bawa pulang untuk diberikan kepada anakya di rumah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses