Oleh : Yofa Hana Elmiska
Berjalan di bawah sinar rembulan dengan angin yang menembus menusuk kulit yang di lapisi hodie hitam aku bercanda ria dengan seorang laki-laki tinggi dan gagah yang selama ini di samping ku, memegang erat tangan besar dia seakan aku tak ingin melepaskannya.
“Tuan apakah kau tahu? Langit malam ini begitu indah ya berbeda dengan malam sebelumnya, sama halnya seperti aku memandang mu yang semakin hari semakin besar rasa cintaku kepada mu,” ucap aku dengan memandang wajah dia dengan sangat lekat.
“Tuan putri kecil jangan terlalu berlebihan mencintaiku, mencintailah dengan setara aku 50% kamu 50% kita tidak tau kedepannya seperti apa nona,” nasehat Tom lalu membalas dengan senyuman kecil.
‘Bagaimana rasa cinta ini tidak semakin besar kalau tuan seperti ini, kedewasaan mu dan cara kau mencintai ku pun membuat aku semakin jatuh,’
Aku hanya membalas dengan anggukan kecil seraya berjalan sejajar dengan dia, pikir-pikir aku kelihatan sangat kecil jika berjalan beriringan dengan poster tubuh dia yang tinggi. Tuhan aku jatuh hati pada salah satu makhluk ciptaan mu, dia benar-benar membuat hati ini bergejolak begitu dahsyat. Aku ingin selalu bersama dia sampai kapan pun, senja pun kalah jika di samakan sama laki-laki di samping ku ini.










