Rini mengatakan, faktor ekonomi dan menikah muda menjadi penyebab terbanyak terjadinya kasus KDRT dengan korban perempuan.
“Kalau yang menimpa perempuan, penyebabnya karena ekonomi dan menikah muda atau pernikahan anak. Paling banyak ekonomi. Belum punya pekerjaan, akhirnya ribut terus,” ungkapnya.
Rini menyebut, keberanian korban untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya semakin meningkat. Hal ini karena pihaknya terus melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat.
“Jadi kalau kasus tinggi, tidak bisa langsung dikatakan pemda tidak berhasil, tapi yang terpenting ada kemauan warga untuk melapor. Kami terus sosialisasi, mengingatkan, dan memberikan pemahaman bahwa lapor itu tidak usah takut, dan tidak perlu membayar,” tandasnya.
Menurut Rini, selain memberikan pemahaman agar korban tak takut untuk melapor, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan, khususnya untuk mencegah kekerasan seksual. Salah satu upayanya adalah memberikan pemahaman kepada keluarga terkait kesehatan reproduksi.
“Kami berikan pemahaman kepada keluarga di setiap kegiatan, supaya kalau mempunyai anak, baik laki-laki atau perempuan harus ditanamkan kesehatan reproduksi sejak dini dan harus berani melapor. Kemudin tanamkan keagaman yang baik, cinta kasih antar keluarga, dan terapkan delapan fungsi keluarga,” ujarnya.
(BBM)










