Slawi – Dalam rangka merajut toleransi kerukunan umat beragama, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tegal mengadakan acara Rakor Bregas Bersatu. Acara yang diadakan di Hotel Grand Dian Senin Pagi (5\3) itu, dihadiri pemuka – pemuka agama dan Forkompinda dari tiga daerah, yaitu Kabupaten tegal, kota tegal, kabupaten tegal.
Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie menyampaikan pengalamannya menjadi minoritas dinegeri orang, yaitu ketika dirinya menempuh pendidikan di Amerika. Ia mengatakan walaupun tinggal di lingkungan nonmuslim, ia tidak pernah merasa terancam. Maka dari itu saya sangat menghargai kaum minoritas karena saya pernah merasakan menjadi minoritas, ujarnya
“Kita sebagai agen perubahan, harus berpikif baik berbicara baik, hindari ujaran kebencian” ucap Ardie. Dalam sambutanya mewakili Bupati Tegal, ia berterimakasih dan menyambut baik acara ini diadakan diwilayahnya. Ardie menekankan bahwa kita harus sadar bahwa kita bangsa yang besar, yang memiliki keanekaragaman. Di era sekarang
Masyarakat dihadapatkan pengaruh negatif media sosial, Keterbukaan informasi yang mengancam persatuan dan kesatuan haris kita waspadai. berpesan mari kita cegah kita tangkal paham negatif yang anti pancasila dan edeologi negara, Lebih baik kita bergandengan tangan di rumah besar kita Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketua FKUB Badrodin dalam sambutannya melaporkan, bahwa kegiatan ini untuk menjawab situasi negara sekarang. Ia menjelaskan, dalam suasana mendekati politik kita perlu merapatkan barisan agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga, khususnya di tiga daerah. Karena di tiga daerah ini memiliki kesamaan geografis dan kearifan lokal, pungkasnya.
Acara kemudian dilanjut dialog kebangsaan dengan narasumber tunggal narasumber tunggal Dosen IAIN Semarang Abu Habsi. Dalam penyampaiannya ia mengatakan bahwa agama akan menjadi bencana ketika agama dimutlakan oleh orang yang salah, dimunculkan konsep perang suci dan jika para pemeluknya sudah tidak realistis terjebak pada kejayaan masalalu. (02)
